Utang Luar Negeri Andalan Sumber Pembiayaan Ekonomi

236

sironline.id, Jakarta- Bank Indonesia (BI) melaporkan Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia pada akhir Mei 2019 tumbuh sebesar 7,4 persen secara tahunan (yoy). Angka ini melambat dibandingkan pada bulan sebelumnya. ULN Indonesia pada akhir Mei 2019 tercatat sebesar 386,1 miliar dollar AS atau setara sekira Rp 5.379 triliun (kurs Rp 13.932 per dollar AS), terdiri dari utang pemerintah dan bank sentral sebesar 189,3 miliar dollar AS. Adapun utang luar negeri swasta termasuk BUMN mencapai 196,9 miliar dollar AS. ULN Indonesia tumbuh 7,4 persen (yoy), melambat dibandingkan dengan pertumbuhan pada bulan sebelumnya sebesar 8,8 persen (yoy).

Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia (BI) Mirza Adityaswara mengatakan Indonesia masih membutuhkan Utang Luar Negeri (ULN). Utang Luar Negeri Indonesia masih menjadi andalan pemerintah sebagai sumber pembiayaan terbesar kedua perekonomian setelah kredit bank umum. “Jadi bisa nggak negara ini hidup tanpa ULN? Indonesia memang masih membutuhkan ULN, tapi ULN ini mesti dikelola secara hati-hati,” katanya dalam konferensi pers di Jakarta, Selasa (23/7/2019).

Selain dua sumber tersebut, pembiayaan perekonomian juga bersumber dari pasar modal, industri keuangan non-bank, kredit BPR, dan teknologi finansial. Pasar modal mampu menyumbang Rp 922 triliun diikuti oleh industri keuangan non-bank sebesar Rp 698 triliun, kredit BPR Rp 105 triliun, danĀ  teknologi finansial (tekfin) Rp 8,3 triliun.

Tekfin menjadi sumber pembiayaan perekonomian karena pertumbuhannya tercatat pesat mencapai 274 persen yoy pada Juni 2019, bahkan tercepat ketimbang kredit bank umum yang hanya 10,05 persen. Alasannya, kata Mirza, masih banyak masyarakat yang memang belum tersentuh industri perbankan (unbankable). Tekfin pun menjadi incaran meski bunganya relatif lebih besar ketimbang bunga bank. “Walaupun bunganya tinggi tapi masih banyak masyarakat yang butuh kredit karena belum terjangkau oleh sistem perbankan kita,” katanya.

Ia memaparkan data Bank Indonesia per Juni 2019 menunjukkan pembiayaan perekonomian Indonesia dari ULN telah tumbuh sekitar Rp 2.133 triliun dari total Rp 9.093 triliun. Pertumbuhan ini melambat jadi 10,5 persen yoy dari 14,5 persen yoy. Meskipun melambat, ULN tetap menjadi sumber pembiayaan terbesar kedua. Hal ini membuktikan, pertumbuhan ekonomi Indonesia masih ditopang pembiayaan dari ULN. Sementara, sumber pendanaan dari kredit bank umum tercatat sebesar Rp 5.228 triliun.

Adapun pengelolaan ULN pemerintah diprioritaskan untuk membiayai pembangunan, dengan porsi terbesar pada beberapa sektor produktif yang dapat mendukung pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat, yaitu sektor jasa kesehatan dan kegiatan sosial (18,8 persen dari total ULN pemerintah), sektor konstruksi (16,4 persen), sektor jasa pendidikan (15,8 persen), sektor administrasi pemerintah, pertahanan, dan jaminan sosial wajib (15,1 persen), serta sektor jasa keuangan dan asuransi (14,3 persen). (eka)