Perhatikan Kebersihan Peralatan Makan Bayi

443
Foto: Rayi Gigih/IO

 

Ibu baru cenderung khawatir mengenai cara memenuhi kebutuhan nutrisi dengan benar dan memastikan sang bayi tidak sakit. Menjaga kebersihan peralatan makan si kecil memiliki peran penting dalam menyelesaikan kedua kekhawatiran tersebut.

Dokter spesialis anak, dr. Melanie Yudiana Iskandar, Sp.A, mengatakan bahwa infeksi masih menjadi salah satu penyebab umum penyakit pada bayi yang menjadi pasiennya. Infeksi ini potensial muncul bila ibu kurang memperhatikan kebersihan, seperti tidak mencuci tangan atau peralatan menyusui dan makan dengan baik dengan benar.

dr. Melanie Yudiana Iskandar

“Terkadang orangtua terlampau terobsesi dalam menjaga kebersihan, semua permukaan dilap sampai mengilap. Padahal tidak perlu seperti itu, karena lingkungan yang terlalu steril juga bisa mempersulit perkembangan imunitas si buah hati. Namun, semua peralatan yang bersentuhan langsung dengan ASI atau dimasukkan ke mulut bayi – seperti pompa ASI, kantong ASI perah, dan peralatan makan bayi – harus bersih dan terbebas dari berbagai macam kuman dan bakteri,” ujar dr. Melanie, kepada media di Jakarta, Senin (13/1/2020).

Sistem imun anak memang masih berkembang, tetapi memastikan kebersihan alat makan dan menyusuinya tetap harus dilakukan. Anak akan secara natural terekspos pada bakteri di rumah dan sistem imunnya akan belajar melindungi diri. Namun, jika anak terekspose bakteri dan kuman dalam jumlah besar – seperti dari peralatan atau makanan yang tidak higienis dan tangan yang tidak bersih saat memegang anak – sistem imunnya akan sulit mempertahankan diri dan hasilnya si buah hati dapat sakit.

Panduan Merebus Air yang diterbitkan Badan Kesehatan Dunia (WHO) pada 2015 menunjukkan bahwa bakteri dan virus memiliki titik didih berbeda. Bakteri lebih sensitif pada panas dan bisa mati dengan cepat pada suhu di atas 65°C. Sementara itu, virus akan mulai tidak aktif antara suhu 60°C dan 65°C, tetapi membutuhkan waktu lebih lama untuk mati dibandingkan bakteri. Beberapa jenis virus seperti hepatitis dan polio, akan mulai tidak aktif pada suhu di atas 70°C. Karena itu, untuk membunuh semua bakteri dan virus yang secara umum dapat memengaruhi bayi, semua peralatan bayi perlu dipanaskan setidaknya hingga suhu 90°C.

Sterilisasi alat menyusui diharuskan setidaknya enam bulan pertama. Setelah enam bulan pertama, orangtua akan memperkenalkan makanan pendamping ASI (MPASI). Peralatan makan anak, seperti piring dan sendok, harus disterilisasi. Untuk memastikan anak selalu sehat, sterilisasi dapat dilakukan hingga anak berusia 12 bulan.

Untuk memastikan alat makan dan menyusui si kecil higienis, terdapat dua cara yang bisa diikuti. Pertama, merebus peralatan makan dan menyusui.

Salah satu cara tradisional yang biasa dilakukan untuk mensterilisasi alat makan anak dan alat pompa ASI adalah merebusnya selama beberapa menit. Pertama, siapkan panci dan isi dengan air, kemudian letakan peralatan makan atau menyusui yang akan digunakan. Untuk memastikan semua bagian bebas dari bakteri atau kuman, pastikan semua bagian peralatan makan atau menyusui yang akan direbus tertutupi air. Setelah selesai merebus peralatan selama beberapa menit, tutup panci hingga peralatan perlu digunakan.

Kedua, menggunakan uap. Sterilisasi menggunakan uap dapat dilakukan dengan mudah menggunakan alat khusus untuk mensterilkan. Cara ini lebih praktis karena biasanya tidak memerlukan waktu lama dan peralatan yang banyak.

Setelah lewat usia itu, menggunakan solusi higienis untuk membersihkan alat makan si kecil juga dapat membantu memberi perlindungan dari kuman dan bakteri. “Kami berkomitmen untuk mengembangkan rangkaian solusi untuk mendukung proses pemberian ASI dan MPASI bayi serta membantu orangtua, terutama ibu, untuk merasa percaya diri dalam melakukan yang terbaik untuk bayi mereka,” kata Pim Pressman, Presiden Direktur Philips Indonesia.

Ditambahkan, ibu tidak melulu menggunakan produk yang baik, tetapi juga memastikan produk tersebut bersih dan higienis. “Kami ingin meyakinkan dan mendukung orangtua yang khawatir mengenai bagaimana memenuhi kebutuhan nutrisi bayi mereka dengan menyusui dan memastikan anak mereka selalu terlindungi dari risiko infeksi yang tidak perlu.”

Terkait nutrisi anak, dr. Melanie menekankan bahwa ASI sudah mengandung semua nutrisi yang diperlukan oleh bayi untuk enam bulan pertama. “Untuk itu, sebaiknya ibu memberikan ASI eksklusif selama enam bulan pertama, kemudian dilanjutkan lagi hingga anak berusia dua tahun jika memungkinkan,” ujarnya. (est)