Rasio Utang Indonesia Terendah di ASEAN

185

Jakarta – Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Febrio Nathan Kacaribu mengklaim proyeksi rasio utang Indonesia lebih rendah dari negara-negara tetangga di kawasan Asia Tenggara (ASEAN), seperti Malaysia, Thailand, hingga Vietnam.

Rasio utang Indonesia mencapai 38,5 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB) pada 2020. Realisasinya masih lebih rendah dibandingkan negara-negara tetangga di kisaran 40-60 persen dari PDB.

“Dilihat dari G20 dan ASEAN, rasio utang publik Indonesia termasuk yang paling rendah dan kenaikannya relatif sangat manageable dibandingkan negara lain. Negara tetangga paling dekat, Filipina, sudah lebih tinggi, diproyeksi di 2020 48,9 persen dari PDB,” ungkap Febrio di acara Akselerasi Pemulihan Ekonomi secara virtual, Selasa (26/1).

Adapun proyeksi rasio utang Vietnam mencapai 46 persen dari PDB pada 2020. Thailand mencapai 50 persen dari PDB dan Malaysia 67,6 persen dari PDB.

Ia juga meyakini bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2021 akan kembali berada di kisaran 5 persen, lebih baik dari perkiraan pada 2020 yang berada di kisaran minus 2,2 persen sampai dengan minus 1,7 persen.

Ia menekankan, pertumbuhan itu ditopang oleh program vaksinasi COVID-19 yang akan menjadi faktor pendorong utama konsumsi masyarakat menengah ke atas yang akan kembali percaya diri membelanjakan simpanan dananya di bank.

“Sepanjang 2020 kemarin, pertumbuhan DPK (Dana Pihak Ketiga) di perbankan tinggi sekali artinya masyarakat mampu, kelas menengah ke atas tidak belanja, bukan karena tidak ada uang tapi karena mobilitas dibatasi. Ini makanya kunci penting adalah vaksinasi,” ungkapnya.