Harga Kedelai Naik, Satgas Pangan: Belum Ada Penyimpangan

94

Kepala Bagian Penerangan Umum (Kabagpenum) Polri Kombes Ahmad Ramadhan mengatakan Satuan Tugas Pangan terus memantau kenaikan harga kedelai. Menurutnya kenaikan harga kedelai yang banyak dikeluhkan para perajin tahu dan tempe, Satgas belum menemukan adanya penyimpangan. “Sudah menjadi tugas pokok dari Satgas Pangan untuk memonitor setiap ada gejolak pangan, namun berdasarkan pengamatan, Satgas Pangan sementara ini belum ada hasil yang signifikan. kenaikan harga kedelai karena normal fenomena ekonomi dengan kenaikan harga kedelai Rp 2 ribu/kg dan kenaikan harga tempe dan tahu minimal 20-30 persen,” jelas Ramadhan di Gedung Bareskrim, Jakarta Selatan, Senin (4/1/2021).

Menurut Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo, mahalnya kedelai di dalam negeri saat ini karena pengaruh harga di tingkat global yang naik. Harga kedelai impor sangat dipengaruhi Amerika Serikat, yang merupakan negara produsen utama kedelai. Di sisi lain, ada peningkatan permintaan dari negara importir kedelai terbesar yaitu, China. Alhasil, Indonesia sebagai salah satu negara importir kedelai mengalami imbas dari lonjakan harga di tingkat global.

Dampak dari kenaikan harga kedelai sebagai bahan baku pembuat tahu dan tempe membuat perajin tahu dan tempe mogok produksi selama 1-3 Januari 2021. Akibatnya, pasokan tempe dan tahu pun menjadi langka di pasaran. Oleh sebab itu, Syahrul memastikan akan mendorong ketersediaan kedelai lokal untuk memenuhi kebutuhan nasional. Sehingga, polemik mahalnya harga kedelai bisa segera diatasi. “Saya akan sikapi di lapangan. Saya tidak mau janji dulu karena saya lagi kerja. Insya Allah dari agenda yang sudah kami siapkan mudah-mudahan bisa menjadi jawaban. Tentu saja tidak akan semudah membalikkan telapak tangan,” kata Syahrul di Kantor Pusat Kementan, Senin (4/01/2021).

Saat ini harga kedelai berkisar di Rp 9.200 per kilogram dari sebelum berada di kisaran Rp 7.200 per kilogram. Para pedagang dan perajin tahu dan tempe menjadikan harga pangan kegemaran masyarakat Indonesia ini naik. Iryono, seorang perajin tempe di rumah produksinya di Jalan Harmonika, Cipondoh, Kota Tangerang, menjelaskan, harga satu lonjor tempe berukuran 100 cm adalah Rp 20.000 dari harga sebelumnya Rp 15.000. Kenaikkan harga tersebut dilakukan agar tidak mengurangi ukuran tiap lonjor tempe yang dibuat. Sementara itu, tempe yang 8 ons harganya Rp 12.000 dari sebelumnya Rp 8.000. Tempe yang 1,1 kilogram sekarang Rp 15.000, biasanya, Rp 12.000. Untuk harga tahu naik Rp 3.000 dari sebelumnya Rp 30 ribu/kotak tahu 1,2 kg menjadi Rp 33.000. Sedangkan tahu kotak besar Rp 4.000, kini dia menjadi Rp 5.000

Dampak kenaikan harga kedelai yang berujung pada kenaikan harga tahu dan tempe berakibat menurunya jumlah tempe dan tahu yang terjual. Karenanya para pengrajin tahu dan tempe turut mengurangi kapasitas produksi dari 1 ton per hari menjadi 6-7 kuintal/harinya. Para perajin dan pedagang tahu dan tempe berharap harga kacang kedelai bisa turun lagi. “Harapannya ya mudah-mudahan (harga) kacang kedelai bisa turun. Biar sesuai harganya. Pembeli jadi engga ngerasa kemahalan, engga ketinggian. Mudah-mudahan harga (kacang kedelai) cepat stabil,” kata Iryono.  (DR)