Jangan Mau Kalah Dengan Ibu Mien Uno Yang Bisa Berbisnis Melalui Medsos

395

JAKARTA – Pengusaha nasional Sandiaga Salahudin Uno meminta kaum milenial tidak lagi menggantungkan nasibnya pada perusahaan-perusahan. Lantas, bagaimana kaum muda bisa menciptakan peluang bisnis sendiri dan memanfaatkan dunia digitalisasi untuk meningkatkan ekonomi diri? Pandemi ini berdampak keras pada keberlangsungan bisnis di Indonesia. Sekitar 39,1 persen usaha terhenti dan sekitar 57,1 persen usaha tetap berjalan tetapi produksi menurun. Dampak pandemi juga menciptakan sekitar 3,05 juta pengangguran akibat PHK massal (data berdasarkan Kemenaker per 2 Juni 2020).

Pengusaha nasional Sandiaga Salahudin Uno meminta kaum milenial tidak lagi menggantungkan nasibnya pada perusahaan-perusahan. Lantas, bagaimana kaum muda bisa menciptakan peluang bisnis sendiri dan memanfaatkan dunia digitalisasi untuk meningkatkan ekonomi diri? Pandemi ini berdampak keras pada keberlangsungan bisnis di Indonesia. Sekitar 39,1 persen usaha terhenti dan sekitar 57,1 persen usaha tetap berjalan tetapi produksi menurun. Dampak pandemi juga menciptakan sekitar 3,05 juta pengangguran akibat PHK massal (data berdasarkan Kemenaker per 2 Juni 2020).

“Dengan dampak yang cukup keras dan Indonesia sudah berada di dasar keterpurukan, milenial harus berani untuk bangkit dan mulai mencari peluang bisnis untuk bertahan hidup,” kata Sandi dalam keterangan tertulis. Sandi menawarkan solusi untuk para UMKM yang tengah struggling. “Lakukan yang kalian suka dan kerjakan yang kalian cintai. Itu langkah paling dasar agar usaha yang dilakukan bisa lebih bertahan,” ujarnya. Strategi lainnya agar UMKM untuk dapat bertahan di tengah pandemi ialah harus berani mengubah model bisnis.

Bila awalnya bisnis fashion yang mandek, tetapi karena suka masak mungkin coba bisnis kuliner, kata Sandi melanjutkan. “Selain itu juga harus berani memodifikasi produk yang disesuaikan dengan tren pasar saat ini. Digital marketing is a must,” tegasnya. Pada realita normal saat ini, kata Sandi UMKM juga harus pandai untuk memanfaatkan teknologi untuk memasarkan produknya. “Jangan kalah dengan Ibu saya yang sekarang sudah mulai menawarkan program-program pelatihan via sosmed, jadi UMKM juga harus pintar memaksimalkan teknologi digital untuk mempromosikan dan memasarkan produk atau jasanya ke masyarakat umum,” ujarnya.

Solusi lainnya dengan membangun kolaborasi antar UMKM untuk bersinergi membangun usaha yang lebih kokoh. Jika semua langkah itu sudah dilakukan, maka yang terakhir mulai merancang rencana pemulihan usaha pascabencana. Sandi juga menambahkan, bahwa yang terpenting jika pengin berwirausaha ialah dengan cara mengubah pola pikir.  “Jadi bagi saya inilah kesempatannya dan masa-masa ke depan ini ialah masa keemasan ekonomi dan dunia usaha Indonesia sehingga kita bisa menciptakan lapangan kerja bagi banyak orang,” ujarnya. Sandi menuturkan, kaum millennial yang saat ini menjadi mahasiswa bisa memanfaatkan teknologi untuk berusaha. Karena kaum millenial adalah  tulang punggung ekonomi.

“Ini, kan, generasi-generasi yang dahsyat karena sebelum pandemi ini mereka sudah digital needed dan milenial ini menjadi lini terakhir kita untuk di pandemi ini. Milenial juga ini menjadi tulang punggung di fasilitas kesehatan dan tenaga kesehatan,” urainya. Oleh karena itu, pendiri PT Saratoga Investama Sedaya meminta generasi muda mengubah mindset dan mengambil hikmah di balik wabah virus corona serta memanfaatkannya sebagai peluang untuk menciptakan lapangan kerja. “Untuk anak muda khususnya yang mencari lapangan kerja, ambil hikmah dari pandemi ini. Temukan potensi diri mungkin selama ini tersimpan tapi diabaikan,” tandasnya. Sementara itu, anggota DPR RI Komisi XI dari Fraksi Gerindra yang juga Founder KAHMIPreneur Kamrussamad menegaskan, bagaimana kaum muda bisa memanfaatkan teknologi dalam mengembangkan usaha. Bahkan, dari data yang didapatnya, tertinggi dalam e-commerce seperti fashion dan kecantikan, travel dan juga game online

“Bagaimana kita dorong kaum muda untuk bisa memanfaatkan peluang ini,” katanya.  Menurut Kamrussamad, selama pandemi ini memang ada kendala seperti daya beli masyarakat menurun, pasokan bahan baku terganggu, produktivitas menurun dan ketergantungan dengan teknologi. Dengan adanya tantangan ini memang lebih tinggi dari biasanya. Namun, sebagai pebisini harus berpikir untuk out off out the box dan memanfaatkan teknologi online agar bisnis tetap berjalan dan tidak berujung merugi. “Kalau bisa kita manfaatkan kemajuan teknologi,” tegasnya.

Kammussamad melanjutkan, sebenarnya banyak keuntungan juga dalam menjalankan e-commerce. Seperti, biaya operasional pemasaran dapat dikurangi secara signifikan, mudah dan cepat karena bisa dilakukan di mana pun berada. Selain itu, peluangnya juga sangat luas karena pasarnya tidak terhingga dan terakhir bisa menjangkau target pasar secara spesifik. “Saat ini bagaimana mengembangkannya? Mulai dari mengetahui hal apa yang lagi trend atau menarik perhatian di social media untuk meningkatkan penjualan melalui sosmed,” tukasnya. Kamrussamad meminta, selalu berinteraksi dengan audience serta melakukan kolaborasi untuk meningkatkan jangkauan audience serta gunakan Social Media Marketing Tools untuk membantu pengelolaan sosmed.

(mdp)