AHY Tertarik Nyapres 2024

143
Dok: Rayi Gigih

sironline.id, Jakarta – Pemilihan Presiden periode 2024-2029 memang masih lama, namun sejumlah nama-nama yang potensi dicalaonkan sebagai calon presiden Indonesia periode 2024-2029 telah dimunculkan. Sejumlah nama pun telah disebut, bahkan pada satu kesempatan Presiden Jako Widodo menyatakan bahwa Sandiaga Uno memiliki potensi dan peluang yang cukup besar untuk menggantikan posisinya sebagai orang nomor satu di Indonesia. Anies Baswedan dan Basuki Tjahaja Purnama pun disebut sebagai bagian dari pihak yang akan maju pada Pilpres 2024 mendatang.

Selain ketiga nama tersebut, Wakil Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) telah menyatakan ketertarikannya untuk maju dalam Pilpres pada 2024 mendatang. AHY yang juga Calon Ketua Umum Partai Demokrat pada Kongres Partai Demokrat Mei mendatang mengatakan bahwa saat ini dirinya masih fokus menjaring aspirasi masyarakat di seluruh Indonesia dan konsolidasi partai. Ia juga tak ingin berandai-andai mengenai Pilpres 2024 dan ingin mempersiapkan diri dalam melaksanakan tugas-tugas yang akan diembannya.

“Saya sebetulnya tidak ingin terlalu jauh berandai-andai. Saya akan terus mempersiapkan diri. Bagi saya, ingin terus mempersiapkan diri untuk melaksanakan tugas-tugas apapun yang Insya Allah dibebankan kepada saya,” katanya usai Rapat Konsolidasi Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Demokrat Nusa Tenggara Timur di Kupang, Selasa (18/02/2020).

Bagi AHY, yang penting dilakukan saat ini ialah tetap bersama Partai Demokrat, berkunjung ke daerah-daerah untuk menyapa masyarakat serta mendengar persoalan dan aspirasi mereka. Walapun saat ini, Demokrat tidak ada dalam pemerintahan nasional, tetapi sejumlah kepala daerah merupakan kader Demokrat. Selain konsolidasi internal partai, kunjungan AHY ke NTT tersebut untuk melakukan persiapan jelang Pilkada 2020

Putra sulung Presiden ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono itu juga mengatakan bahwa di setiap daerah Demokrat mempunyai kader-kader partai yang hebat. Contohnya di NTT seperti Walikota Kupang Jefry Riwu Kore dan Bupati Belu Willybrodus Lay, bahkan ada juga yang berada di DPRD baik provinsi dan Kabupaten Kota.

“Kami akui walaupun kami Demokrat tak berada di pemerintahan namun Demokrat masih memiliki kader-kader hebat di daerah, bahkan di pusat,” tuturnya.

AHY merupakan mantan calon wakil gubernur DKI Jakarta pada Pilkada 2017. Kala itu, ia berpasangan dengan PNS Pemprov DKI Jakarta Sylviana Murni. Akan tetapi, AHY memperoleh suara paling kecil di antara dua pasangan calon lain. Walhasil, gagal melaju ke putaran kedua.

Pada Pilkada DKI 2017, Anies Baswedan-Sandiaga Uno yang berhasil memenangkan kontestasi. Nama AHY juga mencuat jelang Pilpres 2019. Partai Demokrat berharap AHY bisa maju hingga melobi sejumlah partai. Namun, ia gagal menjadi kandidat capres mau pun cawapres pada Pilpres 2019.

Meningkatkan Nilai Jual

Merespons kabar yang beredar, Wakil Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Andi Arief membantah hal tersebut. “AHY tidak menyebut siap jadi capres 2024, dia tidak berandai-andai. Tugas apapun yang diemban internal partai maupun tugas lain dia menyatakan siap. Jadi AHY tidak bicara pilpres yang masih lama itu,” ujar Andi di Jakarta, Rabu (19/02/2020).

Sementara itu, pengamat politik dari Universitas Pelita Harapan (UPH), Emrus Sihombing, menilai sikap  AHY yang belum secara terbuka menyatakan akan ikut Pilpres 2024 merupakan hal yang wajar.

“Itu merendahkan diri, tapi meningkatkan nilai jual,” katanya.

Menurut Emrus, hal itu bisa meningkatkan tanggapan positif dari publik. Sebab, AHY bisa dipersepsikan publik tidak haus kekuasaan sehingga menjadi citra yang positif. Lebih lanjut ia mengatakan partai politik manapun, termasuk Demokrat, sebaiknya sudah mengajukan dan menyiapkan calon presiden yang akan diusungnya pada Pilpres 2024 sejak dini. Dengan begitu, para kandidat setidaknya punya waktu empat tahun dari sekarang untuk mensosialisasikan ide dan programnya ke masyarakat.

“Jangan nanti last minute menjelang pemilu 1 tahun baru calonkan nama A, B, C dan koalisi dengan partai. Itu sangat tidak baik dalam kehidupan demokrasi. Meski begitu AHY perlu kerja keras dan memaksimalkan diri jika hendak menjadi calon presiden. Berkaca dari kekalahan di Pilkada DKI 2017 dan hasil suara Partai Demokrat yang menurun di 2019, akan sulit bagi AHY untuk mencalonkan diri dari sisi akseptabilitas. Jika dimaksimalkan 4 tahun ini dan menunjukkan gagasan rasional, terukur, dibutuhkan masyarakat dan bisa digunakan untuk memecahkan persoalan saya kira bisa mendongkrak akseptabilitas,” pungkasnya. D. Ramdani