Upaya Preventif Cegah Rheumatic Heart Disease

330
Screening pada anak bisa cegah rheumatic heart disease akut.

 

Penyakit demam rematik akut di negara berpenghasilan rendah dan menengah, tengah menjadi momok. Penyakit ini disebabkan infeksi tenggorokan oleh bakteri Streptococcus tipe A. Penularan dapat terjadi secara langsung melalui percikan ludah atau dahak yang keluar ketika orang yang terinfeksi bersin atau batuk. Bila tidak diobati, bisa memicu penyakit jantung rematik atau rheumatic heart disease.

Menurut dr. Vito A Damay, Sp.JP(K), M.Kes, yang aktif dalam Millennial Heart Squad di Yayasan Jantung Indonesia (YJI), rheumatic heart disease merupakan gangguan pada jantung karena katupnya rusak. Penyakit ini bisa disebabkan penyempitan atau kebocoran jantung, terutama pada katup mitral. Penyempitan dan kebocoran itu biasanya karena gejala sisa dari demam rematik.

Gejala demam rematik akut adalah demam berkepanjangan, membuat jantung berdebar kencang dan badan cepat lelah. “Sekuel jangka panjang dari demam rematik menyebabkan peradangan kronis pada jantung, terutama katup yang menebal dan menyempit, tetapi tidak menutup rapat. Akibatnya terjadi stenosis atau regurgitasi katup yang mengganggu fungsi jantung. Pasien mengeluh sesak dan bisa masuk dalam keadaan gagal jantung,” kata spesialis jantung yang berpraktik di Siloam Hospitals Lippo Village itu.

Demam rematik lebih sering dijumpai pada anak usia 5 hingga 15 tahun. Penyakit ini jarang ditemui pada anak di bawah usia 4 tahun dan lanjut usia di atas 50 tahun. Untuk mendeteksi apakah anak menderita rheumatic heart disease, mereka harus di-screening menggunakan alat bernama echo portable, semacam ultrasound. Setelah diketahui, anak harus segera mendapatkan penanganan yang tepat agar tidak terjadi kondisi gagal jantung.

Sebagai lembaga nirlaba, YJI terus berusaha mencegah rheumatic heart disease akut pada anak dengan melakukan kegiatan preventif sejak November tahun lalu. Program screening rheumatic heart disease atau jantung katup ini menyasar anak usia sekolah dasar (SD) hingga sekolah menengah pertama (SMP).

Sabtu (15/2/2020) di Rusunawa Pesakih, Jakarta Barat, YJI menggelar bakti sosial screening rheumatic heart disease dengan sasaran 100 anak. YJI didukung Yamsa, organisasi yang berkonsentrasi pada kasus tindak kekerasan terhadap anak Indonesia, dan Komunitas Sudah Dong. Selain pemeriksaan kesehatan, anak-anak juga mendapatkan edukasi dan penyuluhan seputar anti bullying untuk meningkatkan kesadaran akan hak asasinya, sesuai Undang-Undang tentang Perlindungan Anak. (est)