Istana dan DPR Tanggapi Pernyataan SBY Terkait Jiwasraya

46

Sironline.id, Jakarta – Presiden ke-6 Republik Indonesia yang juga Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) kembali menjadi sorotan pasca buka suara perihal perkembangan terkini kasus dugaan korupsi di PT Asuransi Jiwasraya (Persero). Seperti yang ia tuliskan di laman facebook miliknya, SBY mengaku terkejut perihal semangat DPR RI membentuk panitia khusus Jiwasraya. Sebab, alasannya adalah untuk menjatuhkan sejumlah tokoh antara lain eks Menteri BUMN Rini Soemarno, Menteri BUMN Erick Thohir, dan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati.

“Presiden Jokowi juga harus dikaitkan. Mendengar berita seperti ini, meskipun belum tentu benar dan akurat, saya harus punya sikap. Sikap saya adalah tak baik dan salah kalau belum-belum sudah main “target-targetan”,” kata SBY dalam tulisan berjudul “PENYELESAIAN KASUS JIWASRAYA AKAN SELAMATKAN NEGARA DARI KRISIS YANG LEBIH BESAR”

Menanggapi pernyataan SBY, Juru Bicara Presiden Fadjroel Rachman mengapresiasi sikap yang ditunjukkan SBY sebagai seorang tokoh bangsa. Menurutnya, apa yang disampaikan SBY penting untuk menjadi pelajaran dari pemerintahan. Menurutnya, Istana Kepresidenan membuka sebesar-besarnya masukan maupun kritik dari internal maupun eksternal. Menurutnya, sikap yang dilakukan SBY membuktikan sistem demokrasi bekerja dengan optimal.

“Kepada SBY, kami ucapkan terima kasih atas kritik dan masukannya dan kami perhatikan apa yang menjadi masukan SBY. Apapun yang disampaikan pihak luar, dalam kalangan pemerintahan, koalisi juga sampaikan, dan betul-betul jadi masukan. Itu bukti demokrasi bekerja di Indonesia. Terhadap SBY, PKS, non partai, terima kasih. Artinya demokrasi bekerja di negeri ini. Tidak ada yang dapat perlakuan buruk apabila kritik di Indonesia,” jelasnya di Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (29/01/2020).

Tak hanya istana, menanggapi pertanyataan SBY, Partai Gerindra mengatakan parlemen saling menjaga tidak untuk menjatuhkan.”Kita nggak dengar, dan kita nggak adalah jatuh menjatuhkan itu, kita kan saling jaga ngapain kita jatuh-jatuhin menteri,” kata Waketum Gerindra Sufmi Dasco Ahmad ketika dihubungi, Rabu (29/01/2020).

Dasco mengatakan pihaknya tidak ingin berspekulasi jauh terkait pernyataan itu. Yang terpenting baginya, Gerindra bekerja secara profesional untuk mengembalikan kembali martabat Jiwasraya.

“Kalau Pak SBY bilang begitu kami kan belum dengar dan setiap statement itu mesti kita cermati, dan kita tetap waspada supaya tidak terbawa kalau ada niatan begitu. Yang penting Gerindra profesional saja bagaimana caranya supaya uang yang hilang kembali, bagaimana kemudian kinerja dari Jiwasraya bisa diperbaiki dan penegakan hukum berjalan,” lanjut Dasco.

Sementara itu Politikus PDIP Andreas Hugo Pareira menilai pernyataan SBY itu belum tentu benar. Ia menuturkan pemberhentian para menteri adalah kewenangan Presiden Joko Widodo (Jokowi). “Mungkin Pak SBY masih dalam bayang-bayang masa lalu,” kata Andreas.

Mengeluarkan pandangan-pandangan analitis, sebut Andreas, sudah menjadi kebiasaan SBY. Andreas mengatakan pernyataan SBY berkaitan erat dengan keputusan politik masa lalu. “Tentu dalam kapasitas ini, analisa SBY tidak bisa lepas dari subjektivitas dirinya sebagai ketua partai dan sebagai mantan presiden yang erat kaitan dengan keputusan-keputusan politik masa lalu,” ungkap Andreas. D. Ramdani