Cagar Budaya di Kampung Arab Al Munawar Palembang

1106

Palembang- Palembang tidak hanya menonjolkan wisata kulinernya, yakni Pempek. Kini salah satu wisata yang mulai ramai menarik peminat yakni Widata Al-Munawar atau biasa dikenal dengan nama Kampung Arab Al Munawar oleh warga Palembang.

Kampung ini terletak di wilayah 13 Ulu, Palembang. Asal usul Kampung Arab Al-Munawar tak terlepas dari peran Pemerintah Belanda yang pada ratusan tahun silam, sekitar 1825, melakukan pendekatan terhadap Etnis Arab, dengan menunjuk seorang pemimpin yang diberi pangkat Kapten. Kapten Arab terakhir disini bernama Ahmad Al-Munawar yang wafat pada tahun 1970.

Di Kampung Al’munawar terdapat deretan rumah-rumah tua yang masih kokoh berdiri. Terdapat 8 dari 17 rumah tua di kampung ini yang masuk ke dalam cagar budaya. Ada rumah tinggi, darat, tipe indies, kembar darat, hingga kembar laut yang konon usianya sudah lebih dari 250 tahun.

Guna menjaga keafiran lokal, perawatannya dilakukan secara rutin agar tetap kokoh dan kebersihannya tetap terjaga. Bangunan tersebut juga masih mengandalkan arsitekturnya yang khas banget. Setiap rumah memiliki desain dengan setuhan ornamen Timur Tengah atau Eropa. Jendela dan pintunya berukuran besar. Sebagian besar terbuat dari kayu yang masih kuat.

Ciri khas rumah di sini yaitu rumah panggung dengan lantai bawah yang berbahan marmer, dengan motif marmer yang unik menambah kesan tradisional dan juga elegan. Terdapat juga kubah ala turki yang ditempatkan menghadap Sungai Musi untuk menambah kesan Timur Tengah yang kental, sehingga membuat kampung Al Munawar terlihat lebih cantik.

Masyarakat Al-Munawar sangat ramah dan terbuka dengan wisatawan yang datang. Kalau memasuki kampung ini jangan kaget karena memang kampung Al’Munawar lekat sekali dengan adat Arab. Wanita memakai jilbab panjang dan burqo menutupi wajah berjalan malu-malu saat berpapasan dengan wisatawan, sedangkan kaum laki-laki bersiap-siap pergi ke masjid.

Sekolah di sini pada hari Jum’at diliburkan, sedangkan hari minggu pelajar bersekolah seperti biasa. Hal ini berkiblat pada kalender Islam karena hari Jum’at merupakan hari yang istimewa.

Ada sekitar 30 kepala keluarga, kira-kira 300 penduduk yang mendiami Kampung Al Munawar. Mereka semua mempunyai tali darah persaudaraan karena aturan yang tidak membolehkan mereka untuk menikah dengan orang di luar kampung.

Nah, untuk menikmati desa bersejarah ini, banyak tempat duduk yang nyaman untuk pengunjung loh. Ingat, Kampung Arab Al Munawar buka setiap hari kecuali Jumat, dari jam 8.30 hingga pukul 17.00 WIB. (dessy)