Indonesia Layak Menjadi Pusat Peradaban Islam yang Moderat dan Modern

50

 

Sironline.id, Jakarta – Wakil Presiden Ma’ruf Amin mengatakan Indonesia layak menjadi pusat peradaban Islam yang moderat dan modern. Pernyataan itu didasari fakta Indonesia sebagai negara demokrasi dengan penduduk mayoritas beragama Islam.

“Seluruh kekayaan dan pengalaman perjalanan Islam di Indonesia turut berkontribusi terhadap persatuan dan kesatuan bangsa serta menjadikan Indonesia sebagai negara demokrasi dengan penduduk mayoritas Islam terbesar di dunia. Dengan fakta tersebut, Indonesia layak menjadi rujukan peradaban dunia Islam yang moderat dan modern,” kata Ma’ruf saat menyampaikan keynote speech Expert Meeting Universitas Islam Internasional Indonesia (UIII) bertajuk Seizing the Moment for Reinventing Muslim Civilization  di Hotel Pullman, Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat, Selasa (26/11/2019).

Menurut Ma’ruf, upaya menjadikan Indonesia sebagai rujukan peradaban Islam dunia itu dapat diwujudkan, salah satunya dengan membangun pusat penelitian.

“Untuk menjadikan Indonesia sebagai rujukan dalam mempelajari peradaban Islam dibutuhkan pusat penelitian dan ilmu pengetahuan yang berkualitas. Salah satu bentuk tersebut dari adanya pusat penelitian dan ilmu pengetahuan tersebut, maka dibentuklah perguruan tinggi Islam unggulan, yakni UIII, yang memiliki kualitas internasional dengan reputasi global,” ujarnya.

Ma’ruf meminta UIII agar membuat pendekatan kajian Islam menggabungkan dua hal. Yaitu kajian Islam penguasaan ilmu-ilmu agama Islam (tafaqquh fid dîn) yang juga disebut kajian normatif. Dan pengkajian atau penelitian pada masyarakat Islam yang juga disebut kajian empiris.

“UIII diharapkan juga menjadi duta dalam mempromosikan Indonesia sebagai referensi kompatibilitas Islam dan demokrasi, serta rujukan dunia bagi perwujudan Islam yang rahmatan lil ‘alamiin,” ungkap Ma’ruf.

UIII merupakan perguruan tinggi Islam pertama dengan skala internasional di Indonesia. UIII ini diharapkan menjadi jendela Indonesia untuk memperkenalkan kekhasan Islam dan masyarakat Indonesia kepada dunia.

“Oleh karena itu, saya mengharapkan agar para pakar dan cendekiawan yang hadir dapat memberikan masukan untuk memperkaya referensi bagi pengembangan UIII ke depan,” ungkap Ma’ruf.

Ia juga berharap lulusan UIII diharapkan menjadi ahli, ilmuwan atau pemikir, serta cendekiawan Muslim terkemuka yang moderat, demokratis, humanis dan berwawasan global. Menurutnya, dalam pertemuan tersebut dapat dikaji kembali mulai dari visi, kurikulum hingga sumber daya manusia untuk UIII.

Dalam acara itu, hadir para rektor dan akademisi dari lintas negara seperti Maroko, Kanada, Inggris, Australia, hingga Tunisia. Hadir pula Rektor UIII Komaruddin Hidayat, Dirjen Pendidikan Islam Kamaruddin Amin, hingga stafsus wakil presiden M Nasir. D. Ramdani