Membuka Keterisolasian Kabupaten Mahakam Ulu

531

sironline.id, Jakarta – Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Kementerian Perhubungan menyelengarakan Focus Group Discussion (FGD) Membuka Keterisolasian Kabupaten Mahakam Ulu melalui Pembangunan Sektor Transportasi pada Kamis (20/11) di Bandung.

Kabupaten Mahakam Ulu adalah daerah otonomi baru, terletak di bagian paling hulu sungai Mahakam. Kondisi geografi yang terpencil, akses transportasi rendah, dan fasilitas dasar pelayanan masyarakat yang masih sangat minim. Kabupaten ini terbentuk hasil  pemekaran dari Kab. Kutai Barat. Terletak di perbatasan negara dengan Negara Bagian Sarawak (Malaysia), tepatnya di Kecamatan Long Apari. Seluruh wilayah administrasi kabupaten berada di dalam areal HoB, dengan kawasan hutan seluas lebih dari 85% dari luas kabupaten.

 

Djoko Setijowarno, Akademisi Prodi Teknik Sipil Unika Soegijapranata dan Ketua Bidang Advokasi dan Kemasyarakatan MTI Pusat mengatakan Pemerintah sangat bersemangat membangun transportasi modern di Ibu Kota Negara (IKN) Baru. Akan tetapi kurang berdaya membangun akses transportasi di Kabupaten Mahakam Ulu yang nantinya menjadi salah satu wilayah pendukung IKN Baru. Kabupaten ini  hanya punya 18 kilometer jalan beraspal dari 737,587 kilometer jalan yang ada, di luar jalan sejajar perbatasan Kalimantan 243,54 kilometer. Sebagian warganya ada yang menyeberang ke negara tetangga Malaysia untuk mencari penghidupan lebih baik. Membuka keterisolasian dapat mensejahterakan warga dan menurunkan harga semen supaya tidak mencapai Rp 500 ribu per sak.

 

“Transportasi utama di Kabupaten Mahakam Ulu masih menggunakan sarana transportasi sungai. Hingga 90 persen ketergantungan warga menggunakan kapal pedalaman, speedboat, long boat dan perahu ketinting. Jika musim kemarau tiba, aliran sungai tidak bisa dilalui. Terutama yang ke wilayah perbatasan (Kecamatan Long Pahangai dan Kecamatan Long Apari), disebabkan airnya dangkal dan sangat membahayakan keselamatan pelayaran,” jelas Djoko.

ia menambahkan kondisi jalan darat yang masih belum layak atau memadai untuk dilalui kendaraan bermotor. Masih berupa jalan tanah atau bebatuan. Pada musim penghujan akan sangat riskan untuk dilalui dikarenakan licin dan terdapat kubangan air yang cukup dalam. Belum lagi ada sejumlah penyeberangan, seperti di Long Gelawang, Long Bagun, Batu Majang, Long Melaham. Untuk menuju kabupaten ini dapat menggunakan kapal pedalaman dengan kapal kayu tersedia 12 unit, speedboat sebanyak 70 unit dan longboat sebanyak 60 unit. Menggunakan transportasi air menyusuri Sungai Mahakam dai Samarinda butuh 2 hari hingga ke Ujoh Bilang. Jika menggunakan transportasi jalan perlu 14-15 jam dari Samarinda.

“Paling cepat menggunakan pesawat terbang perintis. Cuma penerbangan perintis itu melayani tiga kali penerbangan dalam seminggu dengan rute Samarinda – Datah Dawai – Melak – Datah Dawai – Samarinda. Bandara Datah Dawai letaknya juga cukup jauh dari Ibukota Kab. Mahakam Ulu sekitar 5-6 jam perjalanan menggunakan speedboat. Keterbatasan layanan penerbangan disebabkan Bandara di Datah Dawai masih bersifat bandara perintis  pengumpan dengan daya angkut pesawat yang belum maksimal. Hanya mampu membawa 9-10 penumpang,” jelasnya.

Keseharian ada layanan angkutan pelajar dari Batu Majang ke Ujoh Bilah menggunakan perahu motor. Ada bantuan dua unit mini bus dari DAK Kementerian Pedesaan dan Transmigrasi. Hingga sekarang belum dapat digunakan, karena akses jalan belum memadai dan hate juga belum terbangun.

Data dari Dinas Bina Marga Kab. Mahakam Ulu, menyebutkan secara keseluruhan panjang ruas jalan sekitar 737,587 kilometer. Jalan tersebut terdiri ruas Jalan Poros Batas Kutai Barat – Mahakam Ulu sampai Ujoh Bilang 145,596 kilometer, ruas Jalan Poros Ujoh Bilang sampai dengan Batas Negara 282,535 kilometer. Sisanya 309,456 kilometer merupakan jalan lokal dan lingkungan primer serta kolektor primer lainnya. Ruas jalan dengan kondisi baik 46,9 kilometer (6,3 persen), ruas jalan dengan kondisi sedang 19,71 kilometer (2,6 persen). Sementara ruas jalan yang rusak ringan sampai dengan rusak berat 670,98 kilometer. Ruas jalan beraspal hanya 18 kilometer (2,4 persen).

Di samping itu, masih ada jalan sejajar perbatasan Kalimantan yang melintas di Kab. Mahakam Ulu. Menurut data P2JN per 1 April 2019, ruas Batas Kalbar – Tiong Ohang – Long Pahangai – Long Boh sepanjang 243,34 kilometer. Kondisi permukaan agregat 128,24 kilometer (52,7 persen) dan tanah 115,10 kilometer (47,3 persen).

Karena cukup banyak aliran sungai, terdapat 11 unit jembatan bailey, 23 unit jembatan dari kayu log dengan kondisi rusak parah, 8 unit jembatan girder, 2 unit jembatan beton, 1 unit jembatan tipe aramco, 11 unit jembatan rangka baja, 2 unit jembatan gantung, dan 1 unit jembatan rangka kayu ulin.

Djoko menilai permasalahan yang kerap terjadi adalah keterbatasan akses layanan transportasi. Mengingat moda trasportasi darat dan udara tidak bisa berjalan maksimal. Praktis hanya mengandalkan transportasi  sungai. Itupun sangat tergantung pada kondisi alam, musim kemarau kekurangan pasokan air sungai, musim hujan menimbullan banjir besar. Belum lagi melewati beberapa riam yang cukup rawan kecelakaan perairan melalui sungai.

Kemudian, mahalnya biaya transportasi, mengingat ongkos transportasi untuk moda sungai atau perairan (speedboat, longboat, kapal ketinting) relatif lebih mahal dibandingkan menggunakan transportasi darat. Operasional menggunakan BBM untuk moda air lebih mahal dari transportasi darat. Harga semen bisa mencapai Rp 500 ribu per zak.

Berdampak pula pada ekonomi biaya tinggi karena angkutan sembako dan lain-lain masih memanfaatkan transportasi sungai. Harga-harga kebutuhan bahan pokok relatif lebih mahal dikarenakan biaya angkut yang cukup jauh dari Samarinda. Dari Samarinda ke Kab. Mahakam Ulu membutuhkan waktu sekitar 36 jam. Harus menginap semalam di atas kapal.

“Seandainya jalan darat sudah terhubung bagus, perjalanan dapat ditempuh kurang 10 jam. Apabila akses jalan dari Batas Kab. Kutai Barat ke Ujoh Bilang (Kab. Mahakam Ulu) 147 kilometer sudah memadai atau sudah diaspal akan dibangun terminal-terminal dan sosialisasi keselamatan lalu lintas baik darat maupun sungai. Juga nantinya dapat dioperasikan bus perintis trayek Melak – Sendawar (Kab. Kutai Barat) – Ujoh Bilang (Kab. Mahakam Ulu),” jelasnya.

Pembangunan bandara di Ujoh Bilang juga harus dipercepat untuk mempersingkat waktu perjalanan. Konsep wisata khusus perlu dirancang di Kab. Mahakam Ulu dalam upaya untuk melepas status keterisolasian. Dan mendirikan Pos Lintas Batas Negara (PLBN) dengan Malaysia akan membantu memantau mobilitas penduduk dan barang. Juga bisa meningkatkan perkeonomian warga setempat.

Kekayaan akan keindahan alam dan lingkungan menjadi potensi yang sangat besar untuk dikelola sebagai sumber ekonomi dan pemanfaatan jasa lingkungan. Nilai-nilai kearifan budaya tradisional dan kehidupan masyarakat yang masih amat kental dengan pelestarian alam dan lingkungan menjadi keunggulan Kab. Mahakan Ulu.

“Pemerintah hendaknya tidak hanya fokus membangun transportasi di IKN Baru, tetapi berilah perhatian yang sama terhadap pembanguan transportasi di Kab. Mahakam Ulu yang akan menjadi salah satu wilayah pendukung IKN Baru untuk menjaga kelestarian lingkungan.” pungkasnya. (eka)