Gibran Bantah Bangun Dinasti Politik

29


Sironline.id, Jakarta –
Rencana terjunnya putra mahkota Presiden Joko Widodo, Gibran Rakabuming maju sebagai Calon Wali Kota Surakarta kian menjadi sorotan. Betapa tidak, pasca ditolak mendaftar di DPC PDIP Solo karena sudah ditutup, Gibran memilih mendaftar melalui jalur DPP PDIP hingga sowan pada Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri. Sebagai pendatang baru di dunia politik, Megawati menyarankan Gibran untuk membaca pelbagai buku wajib karangan Presiden RI ke-1, Sukarno agar meresapi ideologi kebangsaan Bung Karno.

“Seperti buku Indonesia MenggugatMencapai Indonesia Merdeka hingga buku Lahirnya Pancasila. Semua buku Bung Karno yang bersifat wajib dan Mas Gibran juga oleh ibu disarankan membaca buku tersebut selain AD/ART partai,” kata Sekretaris Jenderal DPP PDI Perjuangan, Hasto Kristiyanto di Kediaman Mega, Jl teuku Umar belum lama ini.

Gibran mengungkap alasannya terjun ke dunia politik bukan untuk membangun dinasti politik.

“Saya kan ikut kontestasi, bisa dipilih bisa tidak. Bisa kalah bisa menang. Kalau dinasti politik mungkin saya kemarin minta jadi menteri atau apa saja,” tuturnya dalam talk show Hari Pahlawan yang diadakan DPD Banteng Muda Indonesia (BMI) DKI Jakarta, Minggu (10/11/2019).

Pria berusia 32 tahun ini mengatakan jika ia berpolitik menunggu bapaknya purna tugas lima tahun mendatang maka akan makan waktu terlalu lama. Kini Gibran sudah bergabung dengan PDIP dan berupaya maju ke Pilwalkot Solo 2020. Menurutnya, PDIP bisa menampung anak-anak muda.

“Ini sudah zamannya anak muda, udah zamannya smartphone yang kebanyakan penggunanya anak milenial. Jadi ini memang momennya anak muda. Saya mulai menyadari sebagai anak muda, kita harus mulai mengubah stereotype, mulai mengubah mindset orang-orang, bahwa politik itu selalu kotor,” tegasnya.

Putra sulung Jokowi yang berlatar belakang pengusaha di bidang kuliner ini bahwa dana corporate social responsibility (CSR) perusahaannya mencapai Rp 2 miliar. Dana tersebut tak bisa sepenuhnya sampai ke masyarakat secara umum.

“Kalau pengen menyentuh lebih banyak lagi orang, (saya) harus terjun ke Politik. Jadi kalau saya terjun ke politik, otomatis saya bisa menyentuh kurang lebih 600 ribu orang,” tukasnya.

Pengamat Politik Universitas Paramadina Hendri Satrio menilai, Gibran memiliki peluang untuk menang jika jadi mencalonkan diri di Pemilihan Wali Kota (Pilwalkot) Solo 2020. Sebaliknya, putra Presiden itu pun diprediksi bisa kalah jika melawan tokoh populer lain, seperti Didi Kempot.

“Kemudian pertanyaannya, apakah dia (Gibran) bisa menang? bisa. Sebaliknya, apakah dia bisa kalah? Tentu bisa,” ujar Hendri di Gedung Menara Kompas, Palmerah, Jakarta Pusat, Jumat (1/11/2019).

Menurut Komunitas Masyarakat Peduli Solo Sejahtera (MPSS) hasil polling sosok pilihan masyarakat Solo, Gibran Rakabuming kalah telak dari Pemilik Warung Makan Ayam Bakar Wong Solo, Puspo Wardoyo. Dalam poling tersebut, Puspo memperoleh 68 persen suara sedangkan Gibran Rakabuming hanya mendapatkan suara 350 (14 persen).

Kemudian berturut-turut diikuti Farid Sunarto (8 persen atau 202 suara), Gunawan Setiawan (6 persen atau 147 suara), Achmad Purnomo (2 persen atau 60 suara) dan tokoh lainnya, Bambang Nugroho serta Bagiyo Wahyono sama-sama mendapat 1 persen atau 15 suara.

Proses jajak pendapat tersebut dilakukan sekitar tiga pekan lalu. Dalam situs tersebut, MPSS Solo memasang tujuh tokoh yang sering muncul di media.

“Kami melakukan jajak pendapat untuk melihat sosok yang diminati masyarakat untuk maju ke Pilkada Solo sebagai calon wali kota. Ada tujuh nama dan foto yang kami pasang dalam poling tersebut karena mereka paling sering muncul di media. Survei tersebut diikuti 2.472 voters selama 18 hari,” papar Koordinator MPSS Abdurrohman Anshorulloh. D. Ramdani