Puan Maharani: DPR Tidak Akan Anti Kritik

71

 

Sironline.id, Jakarta – Puan Maharani Nakshatra Kusyala, nama lengkapnya. Namun, putri pasangan Megawati Soekarnoputri dan alm. Taufiq Kiemas lebih dikenal publik dengan nama Puan Maharani. Puan yang lahir pada 6 September 1973 ini mengikuti jejak orang tuanya sebagai politikus.

Cucu sang proklamator Sukarno ini merupakan Ketua DPR perempuan pertama dalam sejarah Indonesia. “Yang pasti pecah telur, baru ada perempuan pertama menjadi ketua DPR dalam kurun waktu 74 tahun,” kata Puan Maharani saat diwawancarai awak media.

Puan yang menyelesaikan studi S1 dari Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Indonesia jurusan Komunikasi Massa. Ia mulai bersinggungan dengan dunia politik, ketika ditempatkan sebagai Ketua DPP PDIP Bidang Perempuan dan Pemberdayaan Masyarakat sejak tahun 2005. Lalu pada Pemilu 2009, Puan mencalonkan diri sebagai anggota legislatif dari Daerah Pemilihan (Dapil) Jawa Tengah V yang meliputi Surakarta, Sukoharjo, Klaten, dan Boyolali. Puan terpilih dengan 242.504 suara.

Di parlemen, Puan yang tergabung di Komisi IV DPR (membidangi pertanian, pangan, maritim, dan kehutanan) dan dipercaya menjadi Ketua Fraksi PDIP sejak 23 Januari 2012. Karier Puan di DPR berlanjut pada periode berikutnya. Di Pemilu 2014, ia kembali maju di dapil yang sama dan meraih 369.927 suara. Puan pun kembali duduk sebagai wakil rakyat, kali ini di Komisi VI DPR yang membidangi industri, investasi, dan persaingan usaha.

Baru sejenak kembali ke parlemen, Puan ditunjuk oleh presiden pemenang Pilpres 2014, Joko Widodo (Jokowi), untuk masuk ke kabinet. Puan didaulat sebagai Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan di Kabinet Kerja. Di Kabinet Kerja periode pertama, Jokowi beberapa kali melakukan bongkar-pasang menteri. Puan Maharani adalah satu-satunya Menko yang tidak pernah tersentuh reshuffle kabinet.

Pada Pileg 2019, Puan kembali maju dari dapil yang sama dan meraih 404.034 suara. Puan menegaskan DPR di bawah kepemimpinannya tidak akan anti-kritik. “Akan selalu terbuka terhadap setiap aspirasi dan masukan dari masyarakat,” ucapnya.

Puan mengatakan, ingin menjadi inspirasi bagi perempuan Indonesia dalam dunia politik. Menurut dia, politik bukan suatu hal yang tabu melainkan dinamika yang terus berkembang sehingga dapat menghasilkan perempuan yang berguna bagi bangsa dan negara. “Politik itu dinamikanya berkembang, dinamikanya sangat dinamis namun ternyata bisa juga menghasilkan perempuan perempuan yang nantinya bisa membawa manfaat bagi Indonesia,” tutup Puan. D. Ramdani