10 BUMN Jalin KSO Bantu Merpati Mengudara Lagi

180

sironline.id, Jakarta – Setelah berhenti operasional di 2014, pendapatan utama PT Merpati Nusantara Airlines atau Merpati hanya ditopang dua anak usaha, yakni PT Merpati Maintenance Facility (MMF) dan PT Merpati Training Center. Merpati diharapkan bisa mengudara lagi secara komersial melalui kerjasama operasi (KSO) 10 Badan Usaha Milik Negara (BUMN), yaitu Garuda Indonesia, PT Pertamina (Persero), PT PLN (Persero), Perum Bulog, PT Semen Indonesia (Persero) Tbk, Perusahaan Perdagangan Indonesia (Persero), serta perbankan yang tergabung dalam Himbara, yaitu PT Bank BTN (Persero) Tbk, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, PT Bank BNI (Persero) Tbk, dan PT Bank BRI (Persero) Tbk. KSO yang digawangi oleh PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk diharapkan dapat memberikan pemasukan kepada perseroan supaya bisa mengudara lagi secara komersial. “Merpati harus bisa running, sebelum bisa beroperasi full, dia harus bisa menghidupi diri sendiri,” kata Direktur Utama Merpati Nusantara Airlines Asep Ekanugraha, Rabu (16/10).

Dalam KSO ini, tidak ada suntikan dana dari seluruh BUMN kepada Merpati. Khusus untuk Garuda Indonesia, akan menerima pembayaran management fee dan at cost atau biaya yang dibayar sesuai dengan kebutuhan karena Garuda Indonesia telah menyediakan berbagai fasilitas bagi Merpati. Namun Garuda Indonesia tidak mengambil untung dalam kerja sama ini. Kerja sama ini akan dimulai pada November mendatang dan berlaku selama 38 tahun. Namun demikian, kerja sama ini akan dikaji setiap lima tahun sekali.

Direktur Utama Garuda Indonesia Ari Askhara menambahkan KSO ini mencakup bidang pelayanan kargo udara, maintenance repair & overhaul (MRO), dan training center (pusat pelatihan). Dalam bidang pelayanan kargo udara, seluruh BUMN tersebut akan mendukung pengelolaan usaha kargo milik Merpati. Fokus pengiriman barang-barang diutamakan di wilayah Indonesia Timur, yaitu rute Jayapura-Wamena dan Timika-Wamen secara pulang pergi (PP). Dalam hal ini, Garuda Indonesia akan menyediakan armada pesawat.

Garuda Indonesia telah menyiapkan lima armada kargo (cargo freighter) untuk layanan bisnis kargo Merpati. Armada tersebut tiga di antaranya  milik Garuda Indonesia dan dua milik Citilink Indonesia. Setiap armada memiliki kapasitas hingga 12,5 ton. Perseroan juga akan menambah tiga armada cargo freighter di tahun 2020. Total armada yang disiapkan untuk bisnis kargo Merpati menjadi delapan unit pada tahun depan.

“Yang paling penting kami tolong Merpati, sehingga Merpati sekarang bisa going concern. Restrukturisasi ini sudah diterima oleh PPA (Perusahaan Pengelola Aset) sebagai pemegang kuasa dari pemerintah untuk restrukturisasi Merpati,” katanya.

Sementara itu, KSO dalam bidang MRO Merpati akan menyediakan layanan perawatan turbin milik Pertamina dan PLN. Dalam hal ini, layanan perawatan turbin akan dilakukan oleh entitas anak Merpati, Merpati Maintenance Facility bersama dengan lini bisnis MRO Garuda Indonesia, GMF AeroAsia.

Untuk KSO dalam usaha training centre, Garuda Indonesia akan ikut mengelola pusat pendidikan milik Merpati yaitu Merpati Training Center.