Anak-Anak Rusunawa Belajar Perubahan Iklim Sejak Dini

85
Anak-anak diedukasi untuk tidak membuang sampah sembarangan sejak dini.

 

Jakarta – Ada yang berbeda dari suasana Rusunawa Flamboyan Cengkareng Jakarta Barat, Sabtu (28/9/2019) pagi. Tampak sekelompok anak usia 5-12 tahun yang dengan riang gembira berkumpul di aula. Rupanya mereka adalah tamu istimewa yang diundang sebagai peserta Climate Rangers Empowerment for Kids. Acara yang merupakan bagian dari Pekan Diplomasi Iklim ini didukung oleh Uni Eropa dan negara-negara anggotanya, berkolaborasi dengan organisasi dan komunitas pecinta lingkungan, salah satunya dengan Climate Rangers.

Kegiatan tersebut diikuti sekitar 80 anak penghuni Rusunawa Flamboyan. Mereka terlihat sangat antusias mendengarkan informasi terkait upaya yang dapat dilakukan untuk menyelamatkan bumi dari perubahan iklim. Sesekali mereka bertanya tentang hal-hal sederhana yang menggelitik, sehingga membuat suasana semakin meriah. Kegiatan ini merupakan agenda rutin yang dilaksanakan oleh Climate Rangers setidaknya sebulan sekali, menyentuh anak dari berbagai kelompok masyarakat, di berbagai wilayah.

“Climate Empowerment  for Kids merupakan komitmen bersama dari Climate Rangers, Delegasi Uni Eropa untuk Indonesia dan Global Peace Foundation Indonesia dalam meningkatkan pemahaman masyarakat, terutama anak- anak, tentang perubahan iklim. Kami percaya bahwa masa depan bumi ada di tangan mereka dan kami percaya mereka kelak akan membuat bumi kita lebih baik,” kata Koordinator Program Empowerment Climate Rangers, Irham Faturrahman, kepada Independent Observer.

Selain mengikuti sesi edukasi, anak-anak juga berkesempatan bermain dan mewarnai bersama komikus Sheila Rooswitha Putri yang ikut memfasilitasi proses aksi kreatif dengan mengangkat pesan untuk tidak membuang sampah sembarangan. Dengan cekatan Sheila menggoreskan gambar pada sehelai kain kosong, sambil bercerita tentang objek yang digambarnya. Setelah itu giliran anak-anak menyerbu untuk mewarnai gambar tersebut.

Kegiatan melukis ini diharapkan dapat menjadi media unik dalam mentransmisikan pesan-pesan perubahan iklim secara efektif ke dalam benak anak sejak dini. “Menjaga kebersihan yang saya promosikan melalui kegiatan menggambar tadi adalah aksi paling sederhana yang dapat kita lakukan sehari-hari, untuk turut menjaga lingkungan hidup dan mengantisipasi perubahan iklim,” ujarnya.

Penulis komik Cerita si Lala ini menambahkan, hal-hal baik yang sangat mendasar, jika ditanamkan sejak dini, akan menjadi karakter baik yang terus diterapkan saat dewasa nanti. “Rusun adalah rumah mereka. Jika mereka sadar untuk menjaga rumah tetap bersih, lambat laun kesadaran itu akan berkembang hingga ke tataran menjaga dunia sebagai rumah mereka,” tuturnya.

Pekan Diplomasi Iklim Uni Eropa diselenggarakan secara serempak di seluruh dunia dan akan berlangsung hingga 6 Oktober mendatang. Tema Pekan Diplomasi Iklim tahun ini adalah “Anak Muda dan Aksi Iklim”. Saat ini semakin banyak orang muda memimpin aksi perubahan iklim, membuat suara mereka didengar, dan secara lebih tegas menuntut pemerintah, dunia usaha dan kita semua, untuk mengambil sikap.

Pekan Diplomasi Iklim 2019 terdiri atas serangkaian kegiatan tematik di Jakarta maupun di luar Jakarta, merupakan cara kreatif Uni Eropa dalam mengampanyekan perubahan iklim. Tahun ini, Uni Eropa berkolaborasi dengan tujuh kedutaan besar negara anggota, 18 organisasi masyarakat, serta 12 pemimpin opini (selebriti). Uni Eropa berkolaborasi dengan mereka yang bekerja keras dalam memecahkan persoalan perubahan iklim di bidang pelestarian hutan dan laut, energi terbaharukan, produksi dan konsumsi yang berkelanjutan, serta perencanaan tata kota yang berwawasan hijau. (*/est)