Personal Branding Coach Indah Warsetio, “Kalau hanya pintar sendiri, nggak ada gunanya,”

800

sironline.id, Jakarta – ‘bermanfaat bagi orang’. Frasa ini menjadi kalimat pembuka saat berjumpa dengan Personal Branding Coach Indah Warsetio di acara Branding You #30dayschallengepersonalbranding di Hotel Amaroosa Antasari, Jakarta Selatan belum lama ini. Pagi itu, Indah, sapaan akrabnya akan menjadi salah satu pembicara dalam acara tersebut. Indah membawa materi tentang Menciptakan Canvas Branding.

Sebelum menjadi Personal Branding Coach, Indah lebih dikenal sebagai pebisnis wanita. Meski telah sukses dengan memiliki pabrik garmen dan belasan gerai pakaian yang tersebar di Jakarta, Indah tak pernah berhenti mengaktualisasi dirinya. “Waktu jadi pebisnis aku masih gelisah, mau apa lagi ya?. Passion aku itu ingin dikenal dan berbagi. Akhirnya aku menemukan di dunia public speaking,” jelas Indah yang saat ditemui tampil chic dengan stelan blazer warna hijau army dipadu dengan wedges hitam.

Setelah menemukan passion, Indah lalu mencari tahu, dan belajar ke beberapa lembaga tentang dunia public speaking secara khusus tentang personal branding. Hanya dalam satu tahun, Indah bisa melakukan transformasi total atas dirinya. Kini ia pun dikenal sebagai Personal Branding Coach. “Dari awalnya susah ngomong jadi bisa ngomong, bisa konsepin, jadi ngerti modul,” tukasnya tersenyum.

Kini dengan profesi barunya, Indah ingin lebih bermanfaat bagi sesama. “Dengan bermanfaat itu kita terus menerus bertumbuh, mengejar, mencari yang terbaik, yang ujungnya bermanfaat bagi orang. Kalau hanya pintar sendiri, ahli sendiri itu gak ada gunanya. Jadi saya ingin jadi personal branding coach yang mengedukasi kebermanfaatan,” ucap ibu dua orang anak ini.

Menurut Indah, menciptakan personal branding membutuhkan refleksi diri yang luas dan juga butuh introspeksi diri. Karena hal ini akan membantu kita jauh lebih mudah untuk mengenal diri sendiri, mengetahui potensi diri kita, dan menjadi diri sendiri dengan kekuatan positif.  “Kebanyakan orang merasa sangat sulit untuk menggambarkan diri mereka sendiri, walaupun kita sering berkeinginan untuk menjadi yang terbaik. Jangan hanya sekadar ingin tapi lakukan,” jelasnya.

Jennifer Holloways, pakar yang mengembangkan program membangun personal branding mengatakan, di era digital ini “People Buy People” yang menandakan bahwa salah satu nilai jual tertinggi adalah diri kita sendiri. Minimal diri kita memiliki rekam jejak yang dapat dilihat oleh siapapun.

Sejauh ini kapasitas dirinya sebagaI Personal Branding Coach, pasarnya terbesar 70% untuk korporasi dan 30% untuk pribadi.  Saat ini, klien yang ditangani Indah adalah salah satu label musik terbesar di Indonesia. “Jadi semua artis mereka, aku yang set up, ngecoach dulu, mau branding ke mana, mana area nyaman buat dia, mana yang gak, lalu digali lagi sesi coach sama mereka,” kata Indah yang saat ini sedang handel 3 penyanyi pendatang baru. “Karena ini ditahap-tahap awal, setelah personal branding kuat, mereka bisa transformasi. Ketika jadi penyanyi, bukan jadi sama dengan penyanyi lain tapi dia punya kekuataan sendiri,” sambungnya.

Dunia baru ini sangat dinikmatinya. “Karena aku belajar juga, jadi aku bukan lebih ahli, tapi aku belajar banyak dari klien dan lewat dunia Personal Branding bisa membangun network,” terangnya.

Dengan membangun Personal Branding berarti melatih diri untuk menjadi pribadi yang tangguh, tidak mudah menyerah dan selalu optimis akan jalan keluar. Kunci utama dari personal branding adalah konsistensi terhadap Self-image positif yang dapat menghasilkan kinerja dan bermanfaat bagi orang lain.

Pesan Indah, mari kita mulai menanam kebaikan, mulai dari hal yang sederhana, mulai dari diri sendiri, mulai dari sekarang. Di era keterbukaan informasi seperti sekarang ini, profil diri kita bisa dilihat oleh siapapun yang ingin mencari tahu lebih dalam tentang siapa diri kita. Keterbukaan ini sesungguhnya merupakan peluang bagi kita untuk bisa menampilan Self-Image positif. (dess)