Patuhi Aturan Saat Berada di Makam Raja Raja Mataram

923

sironline.id, Yogyakarta – Mengeksplor wisata di Kota Pelajar, Yogyakarta memang tiada habisnya. Kali ini, SIRonline menyambangi area pemakaman para Raja-Raja Mataram yang berlokasi di Desa Ginirejo, Imogiri, Bantul,Yogyakarta.

Komplek pemakaman yang dibangun oleh Sultan Agung pada tahun 1632 Masehi dengan arsitek Kyai Tumenggung TjitraKoesoemo ini bercorak Hindu dan Budha. Sultan Agung merupakan salah satu pemimpin besar kerajaan Mataram Islam. Dia adalah raja ketiga setelah Panembahan Senopati dan Panembahan Seda Kapryak. Sultan Agung juga dikenal sebagai raja yang berani melawan terhadap penjajahan Belanda dan VOC di Batavia dan di tempat ini jugalah Sultan Agung dimakamkan.

Begitu memasuki area pemakaman, aura sakral akan langsung terasa yang berasal dari aroma wangi dari dupa dan sesajen yang di bakar oleh para abdi dalem.

Arsitektur di area pemakaman ini sangatlah menarik, banyak terdapat gapura dan bangunan khas Jawa yang terbuat dari baru bata merah. Namun karena sudah berumur ratusan tahun, maka banyak terdapat lumut di dinding – dinding bangunan tersebut.

Di puncak area pemakaman ini terdapat makam Sultan Agung yang merupakan Raja Mataram Islam, dimana dibawah kepemimpinannya Mataram menjadi kerajaan terbesar di Jawa dan Nusantara pada zamannya.

Namun, tidak sembarang orang bisa memasuki makam Sultan Agung ini, karena makam ini di keramatkan. Ada persyaratan yang harus ditaati oleh pengunjung yang ingin memasuki makam Sultan Agung ini. Antara lain, para pengunjung dilarang menggunakan alas kaki, dilarang juga membawa kamera dan memakai perhiasan dan juga diwajibkan untuk mengenakan pakaian khas Jawa.

Untuk peziarah laki-laki diharuskan mengenakan pakaian Jawa berupa blangkon, kain batik, sabuk dan beskap. Sedangkan untuk peziarah perempuan harus mengenakan kemben dan kain panjang. Para peziarah pun dilarang berbuat tidak sopan dan berkata tidak senonoh.

Banyak hal-hal yang bisa kita lakukan di pemakaman ini selain berziarah, salah satunya adalah menikmati sejuknya pepohonan besar yang ada di sekitar areal pemakaman. kita juga bisa mendapatkan informasi mengenai sejarah Mataram Islam dan juga menikmati sejuknya air ‘gentong keramat’ yang konon berkhasiat untuk menyembuhkan berbagai penyakit. (dsy)